Friday, November 10, 2017

JURUS JITU TANGKAL HOAX! - Anti Hoax Sang Pendidik



Dewasa ini, penggunaan media sosial (medsos) sudah menjadi hal yang lumrah di masyarakat. Perkembangan zaman, kemajuan teknologi, dan keinginan dari tiap individu untuk menunjukkan dirinya semakin mendukung menjamurnya penggunaan media sosial di berbagai kalangan. Dari mulai remaja, orang dewasa, bahkan orangtua dan anak-anak tidak luput dari euforia keberadaan media sosial ini. Penggunaannya pun bermacam-macam, dari mulai hal biasa seperti komunikasi sampai pada melakukan transaksi jual beli jarak jauh. Kecanggihan berbagai fitur yang ada di dalam media sosial memungkinkan penggunanya untuk melakukan hal-hal yang dulu bahkan tidak sempat terpikirkan oleh nalar manusia tetapi kemudian bisa terealisasi. Contoh kecil bisa kita ambil dari salah satu media sosial dengan jumlah pengguna paling banyak, yaitu Facebook. Semenjak kemunculannya pada medio 2000-an, Facebook telah merajai pasar media sosial tidak hanya di Indonesia tetapi juga dunia. Seperti dikutip dari The Verge, per bulan Juni 2017 saja ada sebanyak 2 miliar pengguna aktif dari sosial media yang digagas oleh Mark Zuckerberg ini. Itu menunjukkan bahwa media sosial sudah seperti tidak bisa dipisahkan lagi dari kehidupan manusia yang hidup pada zaman ini.
Dan celakanya, keberadaan media sosial bagaikan dua sisi mata uang. Di satu sisi keberadaannya dapat memecahkan berbagai permasalahan yang ada dalam keseharian kita, tetapi di sisi lain terdapat celah yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan beberapa tindak kejahatan baik tersembunyi ataupun terang-terangan. Sebut saja fenomena pemberitaan palsu atau "hoax" yang belakangan ini semakin santer tersebar di berbagai platform  media sosial.
Hoax (dibaca: hōks, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ditulis hoaks) menurut artikel Wikipedia dapat diartikan sebagai informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Hal ini tidak sama dengan rumor, ilmu semu, maupun April Mop. Dan berdasarkan literatur lain, ada yang menyebutkan bahwa hoax berasal dari kata hocus yang merupakan bagian dari kalimat hocus pacus, yang merupakan frasa yang sering digunakan pesulap atau penyihir saat melakukan aksinya. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa istilah hoax sebenernya sudah ada sejak berabad-abad yang lalu dan kemudian berkembang hingga saat ini mengalami perluasan makna menjadi istilah untuk menyebutkan sebuah informasi atau berita bohong. Hoax pada dasarnya merupakan informasi yang faktanya diputarbalikkan atau dibuat tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Dan keberadaan media sosial memerankan andil yang sangat besar untuk menjadi salah satu faktor yang menyebabkan begitu cepatnya sebuah hoax tersebar di kalangan masyarakat.
Apabila kita perhatikan, ada berbagai jenis hoax yang beredar di kalangan masyarakat yang tersebar melalui jaringan media sosial. Temanya pun bermacam-macam, mulai dari info politik, agama, sosial, dan kesehatan. Bahkan yang lebih parah lagi, para penyebar hoax acap kali menggunakan isu-isu sensitif seperti suku, agama, ras antar golongan (SARA) untuk semakin memperkeruh suasana yang menyebabkan hoax ini tidak hanya menyesatkan tetapi juga menimbulkan polemik di kalangan masyarakat.
Kita tentu ingat dengan berita-berita hoax yang tersebar saat situasi politik terutama di ibukota negara tengah panas oleh sebuah konflik kepentingan. Orang-orang yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan hal tersebut untuk meraup rupiah dengan jalan menyebarkan berita-berita bohong kepada masyarakat. Berbagai media sosial seperti Facebook, Whatsapp, Blackberry Masanger, dan lain-lain digunakan oleh pihak tersebut demi melancarkan aksinya. Dan bagi para pengguna media sosial yang tidak peka akan situasi tersebut, mereka akan cenderung untuk mempercayai berita yang terlanjur tersebar tanpa melakukan konfirmasi atau klarifikasi informasi dari sumber yang kompeten. Akan sangat sulit untuk memberantas konten-konten berbau hoax yang sudah dicap benar oleh masyarakat umum. Apalagi bagi mereka-mereka yang hanya mengetahui informasi tersebut dari "katanya".
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai masyarakat yang budiman untuk memberantas atau minimal mencegah terjadinya peristiwa penyebaran hoax secara masif di sekitar kita. Hal yang paling mudah adalah dengan cara mengedukasi orang-orang di sekitar kita mengenai bahaya dari hoax itu sendiri. Mulai dari keluarga, berlanjut ke lingkungan tempat tinggal, dan bahkan lebih luas lagi untuk menjangkau lingkungan pergaulan dan masyarakat umum. Tentunya dengan penjelasan yang rasional dan tidak menggurui sehingga orang-orang yang kita cintai itu dapat lebih mempercayai informasi benar yang datangnya dari sumber-sumber yang relevan.
Sebelum lebih jauh mengenai poin-poin cara menangkal hoax yang beredar di masyarakat, tentu kita harus tahu terlebih dahulu ciri-ciri dari sebuah informasi atau berita yang disinyalir merupakan hoax. Kita dapat mengidentifikasi sebuah hoax dengan memperhatikan beberapa hal penting yaitu:
1.      Judul Berita atau Informasi
Informasi hoax yang tersebar di media sosial biasanya menggunakan judul yang tidak biasa dan cenderung melebih-lebihkan infromasi. Contoh judul: "Bahaya! Mengkonsumsi Udang dengan Vitamin C Menyebabkan Kematian".
2.      Konten atau Isi
Struktur konten atau isi dari informasi hoax biasanya tidak beraturan dan cenderung menggunakan bahasa yang tidak relevan. Terkadang informasi hoax menyampaikan kajian-kajian ilmiah yang mendukung isi dari infromasi tersebut, tetapi ketika dicek kembali ternyata kajian-kajian tersbut tidak pernah dilakukan.
3.      Sumber
Berita atau informasi hoax biasanya menyertakan sumber berupa pranala yang berasal dari situs-situs internet yang diragukan kredibilitasnya. Ada kasus para penyebar hoax ini mencatut nama lembaga pemerintah yang berwenang terkait dengan informasi tersebut atau juga memelintir nama suatu lembaga yang dibuat hampir menyerupai nama aslinya. Sehingga bagi mereka yang memiliki pengetahuan informasi terbatas akan dengan cepat mempercayainya tanpa pikir panjang. (Contoh: Sebuah situs yang menggunakan nama Liputan69 untuk mengarahkan asumsi masyarakat kepada kanal berita Liputan 6).

Tentunya dengan langkah-langkah identifikasi seperti yang sudah disebutkan di atas belum sepenuhnya dapat menangkal penyebaran informasi hoax yang ada di masyarakat. Perlu langkah pencegahan dan juga penangkalan yang harus dilakukan oleh semua orang demi memerangi musuh tersembunyi bernama hoax. Berikut ini dijabarkan cara mudah mencegah dan menangkal hoax yang dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan cara-cara sebagai berikut.
1.      Baca Informasi dengan Lengkap
Kebanyakan dari kita malas untuk membaca suatu informasi yang panjang dan berbelit-belit. Kecenderung yang ada justru kita hanya menilai suatu informasi berdasarkan judulnya saja. Dan setelah membaca judul yang memang dibuat sedemikian rupa, pembacanya tanpa pikir lagi akan langsung menyebarkan informasi tersebut kepada keluarga, kenalan, kolega, atau orang-orang terdekat lainnya. Dan seperti sistem Multilevel Marketing (MLM), informasi yang ternyata hoax tersebut akan tersebar dari satu orang ke orang yang lain, begitu seterusnya. Maka dari itu, mulai sekarang biasakan diri untuk membaca infromasi secara lengkap atau minimalnya cari poin-poin penting yang diungkapkan lewat informasi tersebut. Sehingga kita tidak secara mentah mencerna sebuah judul infromasi yang belum tentu kebenarannya.
2.      Bandingkan Informasi
Cobalah untuk membandingkan informasi yang kita dapat dengan informasi lain yang beredar. Kita bisa mengidentifikasinya dengan menuliskan judul infromasi pada kotak pencarian dari mesin pencari di internet. Dari sana kita akan melihat berita atau informasi lain yang mungkin mendukung ataupun menyanggah informasi yang kita punya. Jika terdapat polemik terkait dengan informasi tersebut, maka lebih baik jika kita tidak menyebarkannya keapda orang lain secara sembarangan.
3.      Perhatikan Sumber Informasi
Sumber informasi merupakan hal yang terpenting untuk mencegah tersebarnya konten-konten kebohongan di kalangan masyarakat. Kebanyakan dari kita akan mudah percaya hanya dengan melihat pranala yang dicantumkan di bagian bawah informasi. Kebanyakan dari kita berpikir bahwa jika suatu informasi mencantumkan sumber maka informasi tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Padahal perlu kita telaah kembali apakah sumber yang dicantumkan tersebut dapat dipercaya atau tidak. Contohnya, jika informasi yang tersebar terkait dengan informasi kesehatan yang membawa nama BPOM, maka sumber yang paling relevan untuk dicantumkan adalah dari situs BPOM sendiri dan bukan dari situs berita abal-abal ataupun blog yang tidak terverifikasi.
4.      Klarifikasi Informasi pada Pihak yang Kompeten
Kita dapat mencegah penyebaran informasi kebohongan dengan cara mengklarifikasi infromasi pada pihak yang kompeten dalam bidang tersebut. Ini bisa kita lakukan dengan bertanya kepada teman ataupun kenalan yang memang memiliki kompetensi apda bidang tersebut. Kita tidak mungkin akan menanyakan informasi kesehatan keapda petani, karena sudah barang tentu hal tersebut bukan menjadi keahliannya. Yang benar adalah dengan bertanya kepada dokter atau yang yang lainnya.
5.      Perbarui Informasi yang Kita Punya dalam Jangka Waktu Tertentu
Infromasi selalu berubah bahkan hanya dalam hitungan detik. Maka dari itu, akan sangat bijak jika kita dapat terus mengikuti perkembangan infromasi yang beredar di masyarakat salah satunya melalui media sosial tanpa mengesampingkan fakta dan realita yang sebenarnya. Pilah dan pilih informasi yang memang sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jangan mudah menyebarkan informasi yang masih bersifat polemik ataupun belum jelas asal-usulnya meskipun itu hanya informasi ringan. Karena berawal dari informasi ringan kemudian ada orang-orang tidak bertanggung jawab yang bisa saja mengubahnya menjadi sebuah kebohongan yang semakin besar.

Selain dari keluarga dan orang-orang terdekat, sebenarnya ada tempat khusus yang bisa kita manfaatkan untuk mengedukasi masyarakat terutama anak-anak mengenai bahaya hoax, yaitu sekolah. Sekolah sudah sejak dahulu merupakan sumber informasi paling terpercaya. Di masyarakat kita bahkan ada anggapan bahwa guru lebih dipercaya dibandingkan dengan orangtua. Sehingga khususnya anak-anak dapat diarahkan untuk lebih mempercayai informasi-informasi yang didapat dari gurunya atau sekolah. Kita terutama yang terkait dengan institusi pendidikan dalam hal ini sekolah dapat memanfaatkan media-media khusus seperti majalah dinding untuk memberikan informasi-informasi yang benar dan sesuai dengan faktanya. Atau juga melalui proses belajar mengajar, misalnya saat melakukan apersepsi ataupun pendahuluan materi dan intermezzo kita bisa menyelipkan penyampaian informasi-informasi ter-update yang mungkin akan sangat berguna bagi anak-anak didik kita. Tentu saja dengan memperhatikan kebenaran dan fakta dari informasi tersebut. Dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak untuk dapat menyukseskan gerkan anti hoax yang dicanangkan oleh pemerintah.
Selain dari hal-hal tersebut di atas sebenarnya amsih banyak cara yang bisa dipergunakan untuk mencegah dan menangkal penyebaran hoax di masyarakat. Intinya, semua itu tergantung pada diri kita pribadi. Apakah akan menjadi pembaca yang cerdas atau justru menjadi pembaca yang mudah percaya pada informasi yang belum jelas asal-usulnya. Mulai dari hal yang kecil dengan membaisakan diri membaca informasi secara lengkap dan utuh selanjutnya perhatikan sumber informasi dan tidak lupa untuk selalu memperbarui informasi yang kita punya. Semoga dengan melakukan hal-hal tersebut, kita dapat setidaknya mencegah anak cucu kita dan orang-orang terdekat yang kita sayangi untuk menyebarkan konten-konten atau informasi yang bohong dan membiasakan diri menyebarkan infromasi yang benar baik itu dalam keseharian ataupun dalam bermedia sosial khususnya.

Mari selamatkan orang-orang terdekat kita dari bahaya Hoax! Salam #AntiHoax !



Tuesday, April 23, 2013

Super Duper World !!!

What's up, semuanyaaah!!!Pada kangen ga nih sama sayaaa?! \(^o^)/

*hening*Dih? Ko pada diem sih? Diem itu artinya kan iya. Wah ternyata eh ternyata, beneran pada kangen gitu :D

Terima kasih, terima kasih, terima kasih... Saya kan emg orangnya ngangenin. Sedetik ga ada saya, dunia udah kayak kebalik 360 derajat *itu sih ga berubah namanya!!!*

Eheeemmm,
Long time no see, guys! Kalo diitung-itung sejak postingan terakhir, udah nyaris setahun ini blog ga pernah update lagi. Itu artinya, selama nyaris setahun itu juga kita semua ga pernah bertatap muka *emg ga pernah*, bersendau gurau, berbalas-pantun, berlempar molotov, ataupun berbagi dosa lagi ya. Miss you all so much :3

Monday, May 21, 2012

What an AwkWARD Moment

Astaga naga elang komodo biawak buaya, apa-apaan ini?!

Perasaan belum nyampe sebulan deh ini blog saya tinggal, tapi ko berasa lusuh banget sih -_-"

Gile beneeer ya?!
Itu laba-laba pada bikin sarang di pojokan blog, di header udah penuh sama bekas botol aqua yang ditinggalin supporter Muenchen yang kesel, terus lagi puing-puing pesawat Sukhoi yang nyasar di daftar postingan... Adududuuuuh, makin parah aja ini.

Nahlho?

Apaan lagi ini?!

Kenapa ada gelandangan yang tidur di footer ?!! Woi, bubar woi!!! Udah siang!!! Siapa yang suruh pada tidur disini?! B U B A A A A R R R R ! ! !

Hueft... Capenyoooo :o
Baru tau nih rasanya jadi SatPol PP, ternyata ga gampang ya nguber-nguber gelandangan. Ta'kirain gabisa lari, eeeh ternyata malah lebih cepet daripada impala yang diudak-udak singa eh --a


Monday, April 23, 2012

Untuk Setiap Janji yang Telah Terucap (Selamat Tinggal)

Untuk setiap janji yang telah terucap,untuk buaian manis yang mungkin terlontar,dan untuk semua rasa yang ingin terhapuskan...
Jangan menungguku!Karena ku takkan menoleh ke arahmu,lagi...
Selamat tinggal!

Hheheheee, tanpa bermaksud nge-galau siang-siang ataupun belaga so' puitis, cuma mau bilang kalo blog ini sementara saya istirahatin dulu yaaa -_____-"
Proses rekonstruksi blog juga kan belum 100% rampung, jadi yaaa gimana yaaa? Saya mau vaccum alias hiatus bentaran. Mau fokus dulu di kuliah nih, tugasnya ga berenti-berenti.
So so sooo, buat yang merindukan keberadaan saya, bersabarlah :D Insya Allah nanti bisa ketemu lagi yaaa :)

nb :.
Buat yang kemaren-kemaren pesen atau yang ngajak tukeran art work-nya, nanti yaaaa di postingan berikutnya :)
Maafkan atas keterlambatan ini :P

Thursday, March 8, 2012

Belajar Bikin Komik itu ... [Isi Sendiri]


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalamu'alaikum^^

Dear Jenderal..

Sebentar, kayaknya ada yang sedikit beda deh. Apaan ya? Hmmmm. *ceritanya lagi mikir*
Eh iya baru sadar, tampilan blog-nya baru lagi euy. Hheheheee, walopun masih dalam proses rekonstruksi akibat terkena gempa 9,8 SR tapi bisa diliat dong banyak yang berubah di blog biru-biru putih ini :P Hhihihihihiii :) Gimana? Lebih minimalis trus terkesan membumi banget ya? Background-nya aja udah dibikin se-Indonesia mungkin , batik cap warna biruuu [walopun maksa-maksain sih].

Kalo mau tau hasil akhir make over blog saya ini tunggu aja beberapa hari lagi. Sebenernya sih tinggal bikin plus masang header blog yang barunya, cuma ya belum nemu konsep header yang barunya itu. So, bersabarlaaah :D
N[o]ervous Blog Under Construction